Saturday, March 8, 2014

on Leave a Comment

Kerupuk Dorokdok Khas Tasik Terkenal Hingga Ke Arab



KERUPUK dorokdok sudah sangat familiar dengan orang Sunda. Makanan berbahan baku kulit tersebut sangat disukai oleh berbagai kalangan. Bahkan kabarnya, makanan yang juga sangat cocok dijadikan oleh-oleh tersebut sudah sampai ke luar negeri, seperti Australia, Belanda, Italia, dan Arab Saudi.

Di Tasikmalaya, pengrajin kerupuk dorokdok terpusat di Paseh, Kel. Tuguraja, Kec. Cihideung, Kota Tasikmalaya. Di tempat tersebut kini ada lima pengusaha kerupuk dorokdok yang masih eksis menjalankan usahanya. Bahkan di antaranya ada yang ekspansi ke jenis kerupuk lain, seperti kerupuk kulit. 

Sepintas kerupuk dorokdok dan kerupuk kulit terlihat sama dikarenakan sama-sama berbahan baku kulit. Padahal yang membedakannya adalah bila kerupuk dorokdok terbuat dari kulit sapi, sedangkan kerupuk kulit terbuat dari kulit kerbau (munding).

Pengrajin kerupuk dorokdok di Paseh Tasikmalaya rata-rata mampu memproduksi kerupuk sekitar 1 kuintal per 3 hari. Dengan harga penjualan antara Rp 50.000 hingga Rp 70.000 per kg. Dari produksi 1 kuintal kerupuk dorokdok tersebut pengusaha bisa mengantongi omzet penjualan sekitar Rp 6,5 juta hingga Rp 7 juta. 

Dari jumlah omzet sebesar itu biasanya dipotong oleh biaya produksi, karena untuk menghasilkan kerupuk dorokdok 1 kuintal biaya atau modal yang dibutuhkan sekitar Rp 5,6 juta. 

"Untuk membeli kulitnya saja yang sekarang harganya rata-rata mencapai Rp 17.000 per kg, modal yang harus dikeluarkan mencapai hampir Rp 2,2 juta. Karena untuk kebutuhan kerupuk dorokdok sebanyak 1 kuintal biasanya dibutuhkan kulit sebanyak 1,2 kuintal kulit sapi,” ujar Ny. Cucu (32), salah seorang pengusaha kerupuk dorokdok asal Jl. Lukmanulhakim Paseh, Kota Tasik.

Menurut Ny. Cucu, selama ini kebutuhan kulit sapi sebagai bahan dasar kerupuk dorokdok biasanya didapatkan dari Garut. “Kulit sapi tersebut berupa kulit sapi bagian tengah yang biasa disebut kerecek sisa dari kulit yang biasa dibuat jaket dan sepatu,” ujarnya.

Biasanya kerupuk dorokdok hasil peroduksi pengrajin Paseh dipasarkan ke pasar-pasar yang ada di Kota Tasik, namun khusus yang diperuntukan untuk oleh-oleh biasanya sudah merambah beberapa kota di tanah air, bahkan sampai luar negeri.

Walau begitu, saat ini pengrajin kerupuk dorokdok rata-rata terkendala dengan masalah permodalan. Semakin mahalnya harga bahan baku kulit, harga minyak goreng dan biaya operasional lainnya menjadi momok bagi keberlangsungan pengrajin kerupuk dorokdok.

“Nu repot mah modalna Pa, harga bahan baku teras naek, sedengkeun harga dorokdok teu tiasa ditaekkeun,” ujar Ny. Cucu.

Selain itu kata dia, pengrajin juga sering dirugikan dengan cuaca yang kurang mendukung. “Jika cuaca tidak panas, proses produksi menjadi lebih lama. Kalau cuaca bagus paling lama 4 hari, tapi kalau cuaca hujan terus bisa sampai 2 minggu,” ujar Cucu.

sumber: kabar-priangan.com

source: obat kista

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.